11:59 AM Wanita dan Pria Ingin... |
Salah satu sahabat saya pernah bilang :"Wanita itu mencari seorang pria yang mempunyai masa depan yang baik, sedangkan pria mencari seorang wanita yang punya masa lalu yang baik"Memang benar, sangatlah sederhana mengartikannya.. Pasti kita akan tau maksut dari kalimat itu. Seorang wanita memang mengidamkan lelakinya mempunyai masa depan yang cerah. Bagaimana masa depan yang cerah itu? Tentu saja, masa depan yang bahagia lahir maupun batin. Pria yang bisa memimpin dan membina keluarganya dengan baik, sebagai kepala rumah tanggan maupun imam agama bagi keluarganya. Pria yang mempunyai pekerjaan yang mantab, mempunyai rumah idaman, punya kendaraan pribadi, dan kebutuhan-kebutuhan lahir maupun batin yang tercukupi. Itulah yang pria yang saya yakin dicari oleh setiap wanita, SETIAP WANITA! Bagi seorang pria, ia menginginkan seorang istri yang punya track record yang gemilang. Masa lalu yang penuh bakti kepada orang tuanya, penuh kasih sayang kepada adik-adiknya, masa lalu yang berprestasi baik dalam bidang akademik maupun hal-hal non akademis. Pria senang dengan wanita yang cerdas, sebab akan menjadi modal dalam membina si buah hati. Pria akan senang dengan wanita yang pernah menjadi juara memasak misalnya, dan banyak juga pria yang senang dengan wanita yang pernah menjadi juara dalam bidang olahraga seperti senam, basket, voli dan lain-lain sehingga bisa menurunkan kemampuannya itu kepada si buah hati nantinya. Tidak penting soal masa depan seorang wanita itu nantinya mau menjadi apa. Justru banyak pria yang tidak senang dengan wanita-wanita karir sebab dikhawatirkan akan lalai dengan kewajibannya sebagai seorang istri. Menurut saya sendiri, seorang ibu hendaklah menjadi guru yang baik bagi perkembangan si buah hati kita sejak si buah hati lahir hingga ajal menjemput sang ibu. seorang istrilah yang akan memimpin rumah tengga ketika suaminya sedang tidak ada di rumah. Dialah yang akan menjadi sahabat bagi anak-anak. Dialah satu-satunya tempat curhat yang paling nyaman untuk anak-anaknya. Dialah yang terhebat dan paling banyak punya waktu untuk anak-anaknya dan tentu saja, untuk bapak dari anak-anak itu pastinya... Sekarang, cobalah melihat, kadang banyak para remaja yang merasa kurang nyaman bila curhat ke ibunya. Seorang remaja akan memilih curhat kepada temannya sendiri sehingga nasihat dari temannya pun belum tentu baik karena toh yang paling mengerti sifat-sifatnya adalah ibunya sendiri. Alhasil, problem menjadi semakin rumit dan akhirnya melakukan yang tidak-tidak seperti mabuk-mabukan, balapan, dan lain sebagainya atas saran temannya itu. Banyak hal seperti ini terjadi pada teman-teman saya hingga mereka menjadi seorang yang dianggap "nakal" oleh sekitarnya. Saya melihat kebanyakan remaja semacam ini mempunyai orang tua yang kaya dan punya karir gemilang. Ayah belum pulang, ibu pun belum juga datang, alhasil perhatian anak pun kurang dan kurangnya perhatian ini akan diekspresikan kepada hal yang tidak-tidak. Ini bukan salah dia sendiri, tapi salah orang tua yang kurang perhatian! Saya lebih menghargai seorang wanita yang punya cita-cita bukan menjadi "IBU PRESIDEN NOMOR SATU REPUBLIK INDONESIA" atau "ANGGOTA DPR TERSEKSI SEPANJANG SEJARAH" atau "DOKTER SPESIALIS SUPER SIBUK" atau "DOSEN LUAR BIASA JAM TERBANGNYA", tetapi lebih mendasar dari itu semua yakni menjadi "GURU BESAR BAGI ANAK-ANAKNYA". Sebenarnya, saya pun bukannya idealis ingin punya istri yang selalu ada di rumah yang disebut IRTLB (Ibu Rumah Tangga Luar Biasa). Saya juga menghargai wanita yang punya cita-cita seperti menjadi dokter, guru, dlsb. Tidak masalah bagi saya asalkan waktu kerjanya "TIDAK MELEBIHI WAKTU JAM SEKOLAH ANAK-ANAKNYA". Kebanyakan dari teman-teman saya yang sepemikiran akan mengizinkan istrinya KERJA TIDAK LEBIH DARI JAM KERJA SUAMINYA, tapi kalau saya bukan seperti itu melainkan TIDAK LEBIH DARI JAM SEKOLAH ANAK-ANAKNYA. Ya.. mau tidak mau, siapa pun yang jadi istri saya nanti, wajib melakukan peraturan tersebut. Dan hal ini pun saya rasa sangat baik dan bijak kok. Padahal seharusnya istri di rumah saja, tapi saya masih mengizinkan hal itu dengan sedikit peraturan di atas. hehe Pemikiran saya begini, takutnya kalau istri kerja melebihi batas, sesampainya di rumah dia akan capek, belum lagi mungkin ada tugas-tugas kantor yang membebaninya. Nah ketika, si anak ingin mendekat, ntah itu ingin bertanya atau ingin belajar, pasti si ibu tadi akan enggan melayani anak-anaknya karena kecapekan. Lama-lama, si anak pun akan enggan mendekat kepada ibunya. Seharusnya si ibunya itulah yang mendekat. Jujur, Ketika saya kecil dulu, Saya sangat sedih ketika ditinggal bapak dan ibu berangkat ke kantor. Saya cuma bermain dengan seseorang yang diamanahkan ibu untuk merawat saya. Pas ibu pulang, saya pasti sudah tidur dan memang dipaksa untuk tidur karena kalau ibu saya pulang tapi saya belum tidur, saya akan dimarahi. Padahal saya sendiri ingin sekali bermain dengan ibu saya. (Ups, air mata saya menetes ketika menulis ini). Tapi untunglah, ibu saya seorang guru SMP yang tentunya hanya kerja sampai pukul 13.00, sehingga masih banyak waktu di malam hari untuk belajar dan bernyanyi bersama ibu saya yang tercinta. haha Ketika TK pun, saya juga iri dengan teman-teman saya yang dijemput ibunya sepulang sekolah, tidak seperti saya yang dijemput tukang becak yang harus keliling-keliling dulu mengantarkan teman-teman sebecak sebelum terakhir mengantarkan saya sampai tiba di rumah dengan wajah yang lesu sambil menyeret-nyeret tas ransel. Belum lagi, kalau tukang becaknya telat menjemput, maka saya pun menunggu hingga sekolah saya sepi bersama teman-teman lain sebecak, hingga siang hari dan akhirnya saya pulang naik becak lain sambil keluar tanduk saya dikepala karena pak becak ternyata tidak menjemput. huf.. Tapi kadang, suatu waktu ibu saya menjemput dan telah menunggu saya di luar pagar sekolah.. Lalu diboncengnya diri saya yang kecil itu dan dibawa ke sebuah rumah makan untuk makan siang. haaaaahh... benar-benar saat yang membahagiakan waktu itu walaupun cuma sekali waktu. Tiap pulang sekolah pun, ketika keluar dari TK, saya selalu berharap melihat ibu saya sudah menunggu di luar pagar. hahahahay :D Dan masih banyak ceita-cerita lain yang pasti tidak akan cukup jika ditulis di blog ini. [lebay] Ya.. begitulah, intinya saya tidak ingin anak-anak saya nanti merasakan kurangnya kasih sayang ibu walaupun cuma sedetik saja. Menurut saya, ada hubungan tentang perkembangan anak dengan pekerjaan ibu. Mungkin begini hipotesis sederhana saya Jika ibunya wanita karir dan sedikit punya waktu buat anak2nyaCoba Anda cari keterkaitan itu. Barangkali sudah ada yang meneliti dan membuka tabir fakta-faktanya. Kalau ada yang nemu, segera di-share ya.. Sekian.. Kosan SKB212, 06052011 2:58 pm SMANGAD! Rodez, |
|
Total comments: 3 | |||
| |||